God’s Plan On My Long Weekend

Kalender meja sebuah bank swasta tiga huruf nangkring manis di meja kerja saya. Manisnya bertambah karena di bulan Januari, ada satu Jumat yang merah. Ya, merah! Radar saya memang kuat sekali mendeteksi tanggal merah. Di penghujung bulan Desember, saat menerima kalender meja itu, radar saya langsung berbunyi “beep, beep, beep …”

Yes, call me Hety, si weekend lover. Long weekend apalagi.

Mencintai akhir pekan (re: weekend lover), apalagi akhir pekan yang panjang, itu bukan karena saya punya sejuta rencana, berlibur apalagi. Saya suka saja, tanpa syarat. Sama seperti kalau kamu menyukai seseorang dan bingung harus menjawab apa ketika ditanya, “Mengapa kamu bisa suka dia?”. Nah, sama saja kan? Kamu suka dia, saya suka akhir pekan.

Bagi yang berlibur, tiket long weekend itu susah didapatkan. Mahal pula. Butuh perjuangan untuk memesan. Paling tidak, harus satu bulan sebelumnya. Apalagi ke destinasi-destinasi favorit. Khusus, penggemar kereta, tiket kereta api bisa didapatkan H-90 dari waktu keberangkatan. Jadi, kebayang kan, H-90 memesan tiket demi keberangkatan saat long weekend. Eh, kenapa saya jadi banyak bicara soal liburan, ya??

Makanya, saya takjub dengan mama yang bisa mendapatkan tiket untuk berangkat ke Jakarta Kamis dan kembali lagi ke Jogja hari Senin. Tebakan saya, itu kepergian terencana. Ya, terencana.Bagaimana tidak terencana kalau dua anak gadisnya sudah tidak pulang ke Jogja sejak lebaran? Haha, itu rencana semula.

Tapi, pertengahan Januari kemarin, saat Tante saya meninggal di Jogja, saya dan kakak saya langsung pulang ke Jogja tanpa babibu lagi. Saat itu, mama hanya bertanya, “Tiket mama ke Jakarta, apa dibatalin saja? Kalian toh ke Jogja?” Benar, kan? Mama sudah merencanakannya.

Singkat cerita, mama tetap ke Jakarta. Kamis sore, sekitar pukul lima, tiba di Jakarta. Sesaat bingung, mama menginap di tempat saya, atau tempat kakak saya. Sama-sama Jakarta Selatan sih, tapi tahu sama tahu Jakarta itu seperti apa. Dekat pun terasa jauh, waktu habis ‘dimakan’ macet yang selalu dikutuki orang-orang.

Sepertinya, ini skenario Tuhan. Sudah diatur sedemikian rupa, mama saya akhirnya menginap di tempat kakak saya dan saya pun menginap di sana juga. Kami sempat makan nasi padang bersama. Moment yang langka sekali, kami bertiga bisa candle light dinner walau hanya di rumah makan padang dengan hiasan lilin untuk mengusir lalat. So sweet, kan?

Lagi-lagi, ini skenario Tuhan. Malam-malam, kakak saya mengadu sakit perut luar biasa. Sampai subuh tiba pun kondisinya masih sama. Akhirnya, saya dan mama membawa kakak ke tempat kerjanya, Siloam. Ya, kakak saya memang bekerja di rumah sakit. Jadi, tak perlu ambil pusing mau dibawa ke rumah sakit mana.

Kakak saya harus menginap. Kakak saya harus operasi. Deg!

Lagi-lagi, dan lagi ini skenario Tuhan. Operasi kemarin Sabtu berjalan lancar. Kakak saya masih rawat inap. Mama dan saya berjaga bergantian.

Inilah cerita saya long weekend kali ini. Saya tak punya rencana, tapi ternyata Tuhan sudah merencanakan cara saya menghabiskan long weekend, yaitu di rumah sakit bersama mama dan kakak.

Apa cerita long weekend kamu?

Selamat Senin. Semoga harimu menyenangkan.
(*Tidak merasa terlambat kan untuk mengucapkan ini di jam 3 sore?)

PS.
Catatan penting long weekend yang akan mengubah hidup saya:
1. Saya akan pindah. Saya dan kakak akan tinggal bersama. Salah satu dari kami harus mengalah. Kalimat yang tidak bisa terbantahkan lagi adalah “Kalau nanti ada apa-apa, gimana?”
2. Walau saya sudah bertemu ombak ganas Laut Jawa, terombang ambing sekian jam tanpa sinyal di Laut Jawa, naik kendaraan dengan medan daratan yang ekstreem, terjebak di kegelapan hutan, naik metromini yang supirnya ngebut gila, dan sebagainya, tetap saja saya masih seorang gadis kecil di hadapan orang tua saya.
3. Ternyata mama masih ‘gemes’ tidak diberitahu saat saya sakit tipus di Bogor (saat training 2 bulan Indonesia Mengajar). Saya akui, saya memang yang bandel. Dalih saya, saya tidak mau membuat cemas orang tua. Bersyukur sekali, saya dikelilingi teman-teman yang baik yang setia merawat saya. Ini hanya sedikit pembuktiaan, “Mama, Hety’ll be oke.” *nyengir kuda*
4. Entah, masih saya pikirkan.

1 comment
  1. Bukik said:

    Long weekend yang seru kak……..
    Aku sih melepas rindu Damai setelah tiga minggu berpisah
    Nonton 12 menit yang keren 😀

    Like

Leave a reply to Bukik Cancel reply